Menjadi Penulis Hebat, Terlebih Dahulu Harus Menjadi Pembaca yang Hebat Ketua SPS Riau Saidul Tombang Motivasi Pelajar dan Mahasiswa Jumat, 03/10/2025 | 09:03
PEKANBARU — Ketua Serikat Perusahaan Pers (SPS) Provinsi Riau, Saidul Tombang, memberikan motivasi kepada pelajar dan mahasiswa dalam sebuah kegiatan festival literasi yang digelar oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Riau di Pekanbaru, Kamis (2/10/2025). Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya membaca sebagai fondasi utama untuk menjadi penulis hebat.
“Menjadi penulis hebat tidak bisa ditempuh secara instan. Syarat pertama adalah harus menjadi pembaca hebat. Dengan membaca, kita memperkaya kosakata, memperluas wawasan, dan memperdalam pemahaman,” ujar Saidul Tombang di hadapan ratusan peserta.
Menurutnya, budaya membaca di kalangan generasi muda perlu terus ditumbuhkan. Di tengah derasnya arus informasi dan kemajuan teknologi, kebiasaan membaca buku, artikel, dan karya-karya bermutu menjadi modal penting untuk membentuk kemampuan menulis yang berkualitas.
Ia juga menegaskan bahwa menulis bukan hanya sekadar merangkai kata, tetapi juga menyampaikan gagasan, pemikiran, dan pesan yang bermanfaat bagi orang lain.
“Penulis yang baik adalah mereka yang mampu memberikan inspirasi dan pencerahan, dan itu tidak mungkin tercapai tanpa dasar membaca yang kuat,” tambahnya.
Saidul terus memotivasi dan menyampaikan pesan inspiratif kepada pelajar dan mahasiswa. Menurutnya lagi, jangan menulis menunggu hebat, sebab itu tidak akan terjadi. Dia menekankan bahwa menulis tidak boleh menunggu momen hebat atau kesempurnaan.
Menurutnya, kemampuan menulis hanya bisa tumbuh lewat kebiasaan, bukan sekadar menunggu ilham atau inspirasi datang. Banyak orang akhirnya tidak pernah menghasilkan karya karena terlalu lama menunggu kesempurnaan. Padahal, proses menulis adalah jalan panjang yang penuh latihan, kesabaran, dan keberanian untuk menuangkan pikiran.
“Setiap tulisan yang kita buat adalah langkah menuju kualitas yang lebih baik. Kalau tidak pernah mulai, bagaimana kita bisa menjadi penulis yang matang?” katanya.
Ia juga berpesan agar para pemuda tidak takut salah atau ditolak. Bagi Saidul, kesalahan justru bagian penting dalam perjalanan menulis. “Lebih baik tulisan kita sederhana, tapi ada, daripada hanya menjadi mimpi tanpa wujud,” pungkasnya. (Fd)